#faktamenarik
Perbedaan yang terlihat dan menjadikan keunikan dari Tari Gambang Semarang lainnya adalah penggunaan rias busana berupa jarik yang bermotif burung merak, sikap tangan linggar yang digunakan pada Tari Gambang Semarang serta penggabungan dua iringan tari Gado-Gado Semarang dan iringan Tari Denok. Ada pula bentuk tata rias rambut yang berbentuk segitiga menjulang keatas, apa ya artinya? Mari kita simak bersama !
SEJARAH TARI GAMBANG SEMARANG
Tari
Gambang Semarang karya Dewi Indah termasuk dalam tari kreasi kerakyatan yang digarap pada tahun
1999. Proses garap awal Tari Gambang Semarang ini bermula dari penelitian
Dhanang Respati Puguh tahun 1999 mengenai penataan kesenian Gambang Semarang
yang dimana Dewi Indah terlibat sebagai tim dari penelitian Penataan Kesenian
Gambang Semarang.
Tari
Gambang Semarang ini adalah tarian yang sudah ditata sedemikian rupa dan
diangkat dari gerak tubuh Nyonya Sam dan Heny yang dahulunya terkenal erotis
hingga menimbulkan kecemasan apabila gerakan tersebut tidak dikontrol. Heny
sendiri merupakan generasi penerus dari Nyonya Ong Sam Nio atau dikenal dengan
panggilan Nyonya Sam yang dahulunya hanya sebagai penikmat kemudian menjadi
penerus.
Melalui
penelitian tersebut ditatalah sebuah gerak tari yang indah namun tidak
meninggalkan gerakan khas dari Heny yaitu ragam gerak ngeyek, ngondhek, genjot
kemudian ditambahan ragam gerak tangan linggar oleh Dewi Indah serta tidak
menimbulkan kesan keerotisan. Ragam gerak tangan nglinggar yaitu ujung ibu jari
dan jari telunjuk disatukan membentuk lingkaran, kemudian ketiga jari yaitu
jari tengah, jari manis dan jari kelingking dibuka keluar dengan posisi
renggang. Linggar berasal dari kata “lingkaran” dan “tiga”. Dewi mengartikan
linggar sebagai bentuk pengendalian emosi diri manusia. Makna pengendalian
emosi tersebut diambil dari beberapa pentas Gambang Semarang pada zaman dahulu
yang apabila tidak ditata, mampu menimbulkan efek negatif bagi penikmatnya.
Tari Gambang Semarang memiliki makna berupa pengendalian diri emosi manusia.
Djelantik
(1999: 21) menyebutkan bahwa bentuk adalah sebuah kumpulan titik yang apabila
dikumpulkan akan tercipta sebuah pola, begitu pula tari yang tersusun dari
berbagai macam gerak. Bentuk tari meliputi pola dan elemen pertunjukan. Pola
pertunjukan dalam tari memiliki beberapa istilah, seperti Maju beksan, beksan
dan mundur beksan. Adapula yang menggunakan istilah pola awal, pola inti dan pola akhir.
Dewi mengungkapkan bahwa tidak ada pembagian pola tertentu diaganggap semua
bagian tari adalah satu kesatuan yang utuh. Elemen pertunjukan menurut Maryono
(2015:52-71) meliputi tema, gerak, rias dan busana, iringan, tata teknik pentas
dan pelaku. Tema dari Tari Gambang Semarang adalah pergaulan dan kegembiraan.
Sesuai dengan ragamragam gerak yang hadir dalam tarian, Tari Gambang Semarang
ini cocok digunakan sebagai tari hiburan, Penggambaran kegembiraan dapat
dilihat dari ekspresi penari serta lirik pada iringan Tari Gambang Semarang
sebagai berikut:
“…sambil menyanyi,
jongkok berdiri kaki melintang Aduh, sungguh jenaka waktu mereka tari
berdendang Bersuka ria, gelak tertawa semua orang karena Hati tertarik, grak
grik si tukang kendhang Empat penari membikin hati menjadi senang Aduh, itulah
dia malam gembira, gambang semarang…”
POLA
PERTUNJUKAN TARI GAMBANG SEMARANG
(Gambar: Vina Dwi Tristiani ,Restu Lanjari. ”NILAI ESTETIKA TARI GAMBANG SEMARANG PADA KOMUNITAS GAMBANG SEMARANG ART COMPANY”. JST 8 (2) (2019) JURNAL SENI TARI)
Bentuk
garap Tari Gambang Semarang dengan tema pergaulan dan kegembiraan ini juga
diangkat dari nilai sosial masyarakat Kota Semarang yang senang bercanda,
berkumpul dan grapyak. Atmosfer atau susasana kegembiraan tarian dapat tangkap
dan dirasakan oleh penonton. Tari Gambang Semarang memiliki ciri khas ragam
gerak berupa ngondhek, ngeyek dan genjot serta tidak lupa pula ragam gerak
linggar yang menjadi perbedaan dengan tarian Semarangan lainnya. Ngondhek
adalah gerak putaran ke kanan dan ke kiri yang memiliki lintasan menyerupai
angka delapan. Ngeyek adalah gerakan pinggul ke kanan dan ke kiri secara
patah-patah. Genjot yaitu gerakan tubuh yang memegas ke atas dan ssecara
bersamaan menggerakkan pinggul ke kanan dan ke kiri. Kemudian ragam gerak
tangan linggar yaitu ujung ibu jari dan jari telunjuk disatukan membentuk
lingkaran. kemudian ketiga jari
yaitu jari tengah, jari manis dan jari kelingking dibuka keluar dengan posisi
renggang.
Ragam gerak lainnya yaitu menthang asta ngayuh lampah, ukel geol, sikap, lampah menthang nimbang asta, nimbang asta, sangga nampa ngayuh lampah, ngendhap, gertak, lampah ngayuh nimbang asta, ngombak, lampah ngriyak ngawe asta, linggar berputar dan heniing. Menurut penilaian mengenai aspek gerak yang ditinjau dari segi ruang, tenaga dan waktu Tari Gambang Semarang memiliki keindahan dari gerak yang dinamis, namun tidak menghilangkan kesan kenes serta sigrak yang dapat dilihat permainan tempo iringan yang digunakan.
TATA RIAS DAN BUSANA TARI GAMBANG SEMARANG
(Gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gambang_Semarang)
Tata
rias yang digunakan pada Tari Gambang Senarang meliputi tata rias wajah, yang
meggunakan rias formal dengan menciptakan kesan cantik, anggun, segar dan
menawan. Kesan tersebut muncul dari pemilihan warna eyeshadow yang cerah
sehingga mampu membuat mata penari terlihat gembira, pemilihan blush on yang
merona serta pemilihan warna lipstik merah yang mampu membuat penonton tertarik
menikmati Tari Gambang Semarang.
Tata
rias rambut Tari Gambang Semarang menggunakan sanggul yang berbentuk menyerupai
tumpeng segitiga dan sanggul kadhal menek yang dihiasi dengan manikmanik
berwarna emas, aksesories berupa ronce melati, sirkam, minthi dan tusuk cina.
Dari berbagai pendukung tata rias rambut maka nilai keindahan tata rias rambut
Tari Gambang Semarang merupakan gambaran keadaan geografis serta nilai
filosofis yang dianut oleh masyarakat Semarang dan saling terkait antar
unsurnya. Tata rias busana yang digunakan yaitu berupa kebaya encim, jarik
bermotif burung merak dan pohon bambu dengan hiasan manik-manik, slepe dan
tothok, sampur serta aksesoris giwang¸kalung. Penggunaan jarik bermotif burung
merak dan pohon bambu memiliki makna sebagai permohonan do’a dan keagungan.
MUSIK TARI GAMBANG SEMARANG
Iringan
Tari Gambang Semarang merupakan penggabungan dua iringan Gado-gado Semarang dan
Empat penari.
Penggabungan dua iringan dilatar
belakangi
bahwa kedua lagu tersebut sudah menjadi legenda dan ciri khas dari identitas Kota Semarang.
Alat musik yang digunakan yaitu kendhang, boning, gambang kontra bass, gambang
melodi, kecrek, demung, saron, peking, gong kempul, dizi, gu zheng, yangqin,
erhu dan chong hu. Perpaduan alat musik Cina dan Jawa adalah bentuk nyata
daanya akultrasi dari kedua budaya yang ada di Kota Semarang. Alat musik
gamelan Jawa yang digunakan menggunakan rancakan kijingan dan bunga ceplok
sebagai simbol untuk mengingatkan manusia mengenai kehidupan selanjutnya. Nada
yang digunakan pada iringan adalah nada diatonis.
DAFTAR
PUSTAKA
Vina Dwi Tristiani ,Restu Lanjari. ”NILAI ESTETIKA TARI GAMBANG
SEMARANG PADA KOMUNITAS GAMBANG SEMARANG ART COMPANY”. JST 8 (2) (2019) JURNAL SENI TARI
LINK
YOUTUBE TARI GAMBANG SEMARANG:
https://youtu.be/GUBKe8J6-XY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar