Selasa, 11 Juli 2023

TARI GAMBANG SEMARANG

 #faktamenarik

Perbedaan yang terlihat dan menjadikan keunikan dari Tari Gambang Semarang lainnya adalah penggunaan rias busana berupa jarik yang bermotif burung merak, sikap tangan linggar yang digunakan pada Tari Gambang Semarang serta penggabungan dua iringan tari Gado-Gado Semarang dan iringan Tari Denok. Ada pula bentuk tata rias rambut yang berbentuk segitiga menjulang keatas, apa ya artinya? Mari kita simak bersama ! 

SEJARAH TARI GAMBANG SEMARANG


(Gambar : https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gambang_Semarang)



Tari Gambang Semarang karya Dewi Indah termasuk dalam tari kreasi kerakyatan yang digarap pada tahun 1999. Proses garap awal Tari Gambang Semarang ini bermula dari penelitian Dhanang Respati Puguh tahun 1999 mengenai penataan kesenian Gambang Semarang yang dimana Dewi Indah terlibat sebagai tim dari penelitian Penataan Kesenian Gambang Semarang.

Tari Gambang Semarang ini adalah tarian yang sudah ditata sedemikian rupa dan diangkat dari gerak tubuh Nyonya Sam dan Heny yang dahulunya terkenal erotis hingga menimbulkan kecemasan apabila gerakan tersebut tidak dikontrol. Heny sendiri merupakan generasi penerus dari Nyonya Ong Sam Nio atau dikenal dengan panggilan Nyonya Sam yang dahulunya hanya sebagai penikmat kemudian menjadi penerus.

Melalui penelitian tersebut ditatalah sebuah gerak tari yang indah namun tidak meninggalkan gerakan khas dari Heny yaitu ragam gerak ngeyek, ngondhek, genjot kemudian ditambahan ragam gerak tangan linggar oleh Dewi Indah serta tidak menimbulkan kesan keerotisan. Ragam gerak tangan nglinggar yaitu ujung ibu jari dan jari telunjuk disatukan membentuk lingkaran, kemudian ketiga jari yaitu jari tengah, jari manis dan jari kelingking dibuka keluar dengan posisi renggang. Linggar berasal dari kata “lingkaran” dan “tiga”. Dewi mengartikan linggar sebagai bentuk pengendalian emosi diri manusia. Makna pengendalian emosi tersebut diambil dari beberapa pentas Gambang Semarang pada zaman dahulu yang apabila tidak ditata, mampu menimbulkan efek negatif bagi penikmatnya. Tari Gambang Semarang memiliki makna berupa pengendalian diri emosi manusia.

Djelantik (1999: 21) menyebutkan bahwa bentuk adalah sebuah kumpulan titik yang apabila dikumpulkan akan tercipta sebuah pola, begitu pula tari yang tersusun dari berbagai macam gerak. Bentuk tari meliputi pola dan elemen pertunjukan. Pola pertunjukan dalam tari memiliki beberapa istilah, seperti Maju beksan, beksan dan mundur beksan. Adapula yang menggunakan istilah pola awal, pola inti dan pola akhir. Dewi mengungkapkan bahwa tidak ada pembagian pola tertentu diaganggap semua bagian tari adalah satu kesatuan yang utuh. Elemen pertunjukan menurut Maryono (2015:52-71) meliputi tema, gerak, rias dan busana, iringan, tata teknik pentas dan pelaku. Tema dari Tari Gambang Semarang adalah pergaulan dan kegembiraan. Sesuai dengan ragamragam gerak yang hadir dalam tarian, Tari Gambang Semarang ini cocok digunakan sebagai tari hiburan, Penggambaran kegembiraan dapat dilihat dari ekspresi penari serta lirik pada iringan Tari Gambang Semarang sebagai berikut:

“…sambil menyanyi, jongkok berdiri kaki melintang Aduh, sungguh jenaka waktu mereka tari berdendang Bersuka ria, gelak tertawa semua orang karena Hati tertarik, grak grik si tukang kendhang Empat penari membikin hati menjadi senang Aduh, itulah dia malam gembira, gambang semarang…”


POLA PERTUNJUKAN TARI GAMBANG SEMARANG



(Gambar: Vina Dwi Tristiani ,Restu Lanjari. ”NILAI ESTETIKA TARI GAMBANG SEMARANG PADA KOMUNITAS GAMBANG SEMARANG ART COMPANY”. JST 8 (2) (2019) JURNAL SENI TARI)

Bentuk garap Tari Gambang Semarang dengan tema pergaulan dan kegembiraan ini juga diangkat dari nilai sosial masyarakat Kota Semarang yang senang bercanda, berkumpul dan grapyak. Atmosfer atau susasana kegembiraan tarian dapat tangkap dan dirasakan oleh penonton. Tari Gambang Semarang memiliki ciri khas ragam gerak berupa ngondhek, ngeyek dan genjot serta tidak lupa pula ragam gerak linggar yang menjadi perbedaan dengan tarian Semarangan lainnya. Ngondhek adalah gerak putaran ke kanan dan ke kiri yang memiliki lintasan menyerupai angka delapan. Ngeyek adalah gerakan pinggul ke kanan dan ke kiri secara patah-patah. Genjot yaitu gerakan tubuh yang memegas ke atas dan ssecara bersamaan menggerakkan pinggul ke kanan dan ke kiri. Kemudian ragam gerak tangan linggar yaitu ujung ibu jari dan jari telunjuk disatukan membentuk lingkaran.  kemudian ketiga jari yaitu jari tengah, jari manis dan jari kelingking dibuka keluar dengan posisi renggang.

Ragam gerak lainnya yaitu menthang asta ngayuh lampah, ukel geol, sikap, lampah menthang nimbang asta, nimbang asta, sangga nampa ngayuh lampah, ngendhap, gertak, lampah ngayuh nimbang asta, ngombak, lampah ngriyak ngawe asta, linggar berputar dan heniing. Menurut penilaian mengenai aspek gerak yang ditinjau dari segi ruang, tenaga dan waktu Tari Gambang Semarang memiliki keindahan dari gerak yang dinamis, namun tidak menghilangkan kesan kenes serta sigrak yang dapat dilihat permainan tempo iringan yang digunakan.


TATA RIAS DAN BUSANA TARI GAMBANG SEMARANG



(Gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gambang_Semarang)

Tata rias yang digunakan pada Tari Gambang Senarang meliputi tata rias wajah, yang meggunakan rias formal dengan menciptakan kesan cantik, anggun, segar dan menawan. Kesan tersebut muncul dari pemilihan warna eyeshadow yang cerah sehingga mampu membuat mata penari terlihat gembira, pemilihan blush on yang merona serta pemilihan warna lipstik merah yang mampu membuat penonton tertarik menikmati Tari Gambang Semarang.

Tata rias rambut Tari Gambang Semarang menggunakan sanggul yang berbentuk menyerupai tumpeng segitiga dan sanggul kadhal menek yang dihiasi dengan manikmanik berwarna emas, aksesories berupa ronce melati, sirkam, minthi dan tusuk cina. Dari berbagai pendukung tata rias rambut maka nilai keindahan tata rias rambut Tari Gambang Semarang merupakan gambaran keadaan geografis serta nilai filosofis yang dianut oleh masyarakat Semarang dan saling terkait antar unsurnya. Tata rias busana yang digunakan yaitu berupa kebaya encim, jarik bermotif burung merak dan pohon bambu dengan hiasan manik-manik, slepe dan tothok, sampur serta aksesoris giwang¸kalung. Penggunaan jarik bermotif burung merak dan pohon bambu memiliki makna sebagai permohonan do’a dan keagungan.

 

MUSIK TARI GAMBANG SEMARANG


(Gambar : Vina Dwi Tristiani ,Restu Lanjari. ”NILAI ESTETIKA TARI GAMBANG SEMARANG PADA KOMUNITAS GAMBANG SEMARANG ART COMPANY”. JST 8 (2) (2019) JURNAL SENI TARI)


Iringan Tari Gambang Semarang merupakan penggabungan dua iringan Gado-gado Semarang dan Empat penari. Penggabungan dua iringan dilatar belakangi bahwa kedua lagu tersebut sudah menjadi legenda dan ciri khas dari identitas Kota Semarang. Alat musik yang digunakan yaitu kendhang, boning, gambang kontra bass, gambang melodi, kecrek, demung, saron, peking, gong kempul, dizi, gu zheng, yangqin, erhu dan chong hu. Perpaduan alat musik Cina dan Jawa adalah bentuk nyata daanya akultrasi dari kedua budaya yang ada di Kota Semarang. Alat musik gamelan Jawa yang digunakan menggunakan rancakan kijingan dan bunga ceplok sebagai simbol untuk mengingatkan manusia mengenai kehidupan selanjutnya. Nada yang digunakan pada iringan adalah nada diatonis.

 

DAFTAR PUSTAKA


Vina Dwi Tristiani ,Restu Lanjari. ”NILAI ESTETIKA TARI GAMBANG SEMARANG PADA KOMUNITAS GAMBANG SEMARANG ART COMPANY”. JST 8 (2) (2019) JURNAL SENI TARI

 

LINK YOUTUBE TARI GAMBANG SEMARANG:

https://youtu.be/GUBKe8J6-XY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKULTURASI BUDAYA TARI KOTA SEMARANG

#faktamenarik Kesenian Gambang Semarang merupakan hasil persebaran budaya Betawi yang berasal dari Jakarta yang dibawa oleh masyarakat bet...