#faktamenarik
Gerak Tari Denok Semarang terinspirasi dari keadaan geologis Kota Semarang yang posisinya perbukitan, daratan tinggi, daratan rendah, dan pantai dengan gerakan-gerakan diagonal. Di beberapa daerah Kota Semarang memiliki patahan-patahan seperti yang ada di daerah Gunungpati juga dijadikan inspirasi untuk menemukan gerakan yang naik turun pada Tari Denok. Wahh keren! Yuk kita simak tentang tari Denok Semarang !
Tari
Denok merupakan jenis tarian kreasi baru yang telah di ciptakan oleh Dosen
pendidikan seni tari UNNES Bapak Drs. Bintang Hanggoro Putra, M.Hum. Tari Denok
berasal dari kata Denok. Denok merupakan kata sapaan gadis perempuan di Kota
Semarang. Tari Denok merupakan gambaran keceriaan gadis-gadis Kota Semarang.
Proses penciptaan Tari Denok dimulai pada tahun 1991 – 1995.
Pada tahun 1991 Bapak Bintang
Hanggoro Putra mengadakan penelitian kemasyarakatan sebagai salah satu
kewajibannya sebagai Dosen di UNNES. Topik penelitian yang diangkat adalah
bagaimana bentuk tari gaya semarangan, namun setelah dilakukan penelitian, tari
gaya semarangan itu sudah hilang. Hilang yang artinya tidak ada, sudah tidak
meninggalkan jejak. Hilangnya tari gaya semarangan membuat Bintang Hanggoro
Putra semakin tertarik untuk menggali dan menemukan tari gaya semarangan kembali.
Pemain pementasan yang tugasnya
menari disebut penari. Penari Tari Denok ada empat wanita karena Tari Denok
menggambarkan kegembiraan putri putri Kota Semarang. Usia Tari Denok sekitar
15-18 tahun. Tari Denok bisa ditarikan oleh segala umur penari perempuan, baik
ditarikan penari putri anakanak, remaja, maupun dewasa. Kriteria penari Tari
Denok yang baik ialah penari yang hafal dan memahami arti tarian, menguasai
segala teknik gerak yang baik, dan bisa membawakan karakter Tari Denok yang
kemayu, kenes dan lincah.
Tari Denok memiliki sisi keindahan
pada bentuk pertunjukan, baik dari iringan, rias dan busana, gerak, pelaku
seni, property, dan teknik tata pentas. Tari Denok dikategorikan sebagai tari
putri yang manis lincah gemulai tergambar jelas pada setiap ragam geraknya.
Gerak yang masih menganut ragam gerak Surakarta menjadikan Tari Denok lebih
terkesan halus, meskipun ada beberapa ragam gerak baru yang menciptakan kesan
lincah dan kenes. Ciri khas Tari Denok terletak pada ragam geraknya ngeyek, ngondek,
jalan tapak dan geol. Ragam gerak tari ngeyek dalam Tari Denok sikapnya hampir
sama dengan leyek pada ragam gerak Tari Surakarta
Mayoritas masyarakat Kota Semarang
tinggal di pesisir pantai tergambarkan dalam gerak Tari Denok yang lincah dan
dinamis. Keadaan geologis Kota Semarang yang posisinya perbukitan, daratan
tinggi, daratan rendah, dan pantai menjadi sebuah acuan bagi Bintang Hanggoro
Putra untuk menciptakan gerakangerakan yang membentuk garis diagonal. Di
beberapa daerah Kota Semarang memiliki patahan-patahan seperti yang ada di
daerah Gunungpati juga dijadikan inspirasi untuk menemukan gerakan yang naik
turun pada Tari Denok.
Tari
Denok dan Tari Semarang menjadi materi wajib untuk diajarkan di siswa dan siswi
Kota Semarang.
(Gambar : https://smartbrilliantartpyamp.blogspot.com/2018/03/tari-denok.html)
Pola pertunjukan Tari Denok terdiri dari bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal meliputi gerak jalan tepak seblak sampur, hormat, ngondek. Sebagai bagian awal, Gerakan tersebut merupakan gerak pendahuluan yang berfungsi sebagai gerak pembuka tari. Gerak Inti Pertunjukan Tari Denok meliputi gerak Ngeyek, Gertakan 1, Ngondek jongkok, Lampah Sesonderan, Ngeyek racik, Gertakan II ,Jalan Lembehan , Sembah , Tepuk pundhak Eyek loncat, Gertakan III. Gerakan inti tersebut merupakan gerak pokok yang mencermiinkan isi tari Denok. Bagian akhir Tari Denok ditutup dengan lembehan. Sendi dilakukan sebelum lembehan, sebagai penghubung antara gerak bagian inti ke gerak bagian akhir sebagai penutup pertunjukan Tari Denok.
Nilai keindahan rias pada Tari Denok
terlihat dari penggunaan jenis tata rias yang dipakai. Rias korektif sesuai
dengan watak Tari Denok yang kemayu dan lincah. Rias korektif menciptakan kesan
indah terlihat pada tata hubungan bagian yang dirias, yaitu penggunaan warna
yang sesuai dan membaur dengan garisgaris yang jelas dan rapi. Pemilihan warna
alas bedak yang sesuai dengan warna kulit penari menciptakan kesan natural,
dengan pengaplikasian bedak yang rata pada wajah penari menimbulkan kesan yang
mulus, bersih, dan bersinar pada wajah penari.
(Gambar : https://budaya.blog.unisbank.ac.id/tari-denok-semarang/)
Tari Denok merupakan tari hiburan
sehingga busananya berwarna cerah dan gemerlap. Tari Denok menggunakan kebaya
encim dan menggunakan sampur tari yang di ikat dengan slepe (sabuk tari). Jarik
yang digunakan bermotif semarangan. Pada bagian kepala menggunakan sanggul jawa
dengan dilengkapi acesories seperti uang golden, gunungan sari ayu dan
bunga-bunga. Penari menggunakan aksesori kalung, gelang dan slepe emas.
Kesan mewah tergambar jelas pada aksesori yang dikenakan penari di Tari Denok. Aksesorinya berupa gelang, kalung, giwang dan gunungan sari ayu yang berwarna emas cerah yang terbuat dari kuningan tembaga ditambah dengan permata-permata imitasi yang sangat mengkilap. Sanggul jawa yang dikenakan penari menimbulkan kesan yang anggun ditambah dengan aksesori rambut yang mewah dan apik menjadikan penari terkesan cantic, elegan, anggun dan menarik.
Tari Denok merupakan salah satu
tarian yang diiringi dengan musik Gambang Semarang, alat musik sebagai cirikhas
Kota Semarang. Gambang Semarang diadaptasi dari Gambang Kromong khas Betawi,
itu sebabnya hasil dari iringan Gambang Semarang tidak jauh berbeda dengan
musik gambang Kromong. Alat musik Gambang Semarang terdiri dari balungan saron
dan Demung, kendhang, kecrek, Gambang, gong, Bonang
Nilai keindahan iringan Tari Denok
timbul dari keberhasilan pemusik dalam memainkan alat musik yang bervariasi
keras dan lembut. Kesan dinamis, santai, dan lincah tercipta pada saat pemusik
memainkan gamelan Gambang Semarang dengan keras dan menjiwai. Kendang menjadi
penanda untuk gerakan tari yang beraksen. Secara Keseluruhan iringan Tari Denok
terkesan santai, mudah dinikmati dan membuat pendengarnya ingin ikut menari.
DAFTAR PUSTAKA
Novitasari Viki, Indriyanto. “ESTETIKA PERTUNJUKAN TARI DENOK KARYA
BINTANG HANGGORO PUTRA.”Jurnal Bahasa dan Seni Vol 19, No 1 (2021)
LINK YOUTUBE TARI DENOK SEMARANG:
https://www.youtube.com/watch?v=pZU-kV_2xbU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar