Senin, 10 Juli 2023

TARI WARAK DUGDER SEMARANG

 #faktamenarik

Warak adalah hewan berkulit tebal serta memakai cula. Tari Warak Dugder imajinasinya pada gerak yang ditimbulkan oleh warak ngendhog ? Apasih perbedaan warak ngendog dan warak dugder ?! Mari kita kupas bersama !

 


SEJARAH TARI WARAK DUGDER




 (Gambar : https://jateng.antaranews.com/berita/337613/akulturasi-budaya-kota-semarang-sanggar-greget-tampilkan-tari-manggar-warak)



Kota Semarang memiliki berbagai upacara adat dan tradisi budaya yang memiliki arti penting. Semarang memiliki ciri khas budaya tersendiri, dikarenakan adanya pengaruh dari etnis selain Jawa yaitu etnis Tionghoa dan etnis Arab, meskipun akarnya masih merupakan budaya Jawa.

Salah satu upacara tradisi yang dimiliki oleh Kota Semarang yaitu upacara tradisi dugderan yang masih berlangsung sampai saat ini. Dugderan berasal dari kata “dug” yaitu suara bedug yang dipukul dan “dher” dari suara meriam yang dibunyikan. Tradisi dugderan merupakan tradisi menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, diawali dengan pasar rakyat yang digelar selama satu bulan penuh sebelum awal bulan Ramadhan di kawasan Pasar Johar Semarang. Puncak tradisi dugderan diakhiri dengan prosesi kirab budaya dan prosesi pemukulan bedug disusul dengan penyulutan meriam yang dilaksanakan pada hari terakhir bulan Sya’ban sebagai tanda dimulai bulan Ramadhan keesokan harinya.

Pada tradisi dugderan terdapat binatang rekaan khas kota Semarang yaitu warak ngendhog. Warak ngendhog merupakan binatang rekaan berkaki empat, berkepala seperti naga, memiliki badan dan ekor seperti kambing, serta berleher panjang seperti unta yang dipercaya sebagai simbol akulturasi budaya dari etnis Jawa, Tionghoa, dan Arab. Warak adalah hewan berkulit tebal serta memakai cula. Warak ngendhog menjadi maskot utama dalam kirab budaya dugderan setiap tahun.

Salah satu seniman kota Semarang, Yoyok Priyambodo menciptakan tarian dengan menggunakan properti warak ngendhog terinspirasi dari arakarakan dugderan. Yoyok menuangkan imajinasinya pada gerak yang ditimbulkan oleh warak ngendhog dalam bentuk tarian yang diberi nama tari Warak Dugder. Warak yang mulanya digunakan sebagai maskot dalam arak-arakan Dugderan, diubah oleh Yoyok Priyambodo menjadi properti tari. Tari ini ditampilkan oleh penari putra dan putri secara berpasangan dan berkelompok

Keberadaan tari Warak Dugder mempengaruhi khasanah kesenian khususnya seni pertunjukan tari di Kota Semarang. Hal ini disebabkan karena tari Warak Dugder menjadi salah satu tari khas Kota Semarang selain tari Denok dan tari Gado-Gado Semarang yang ide penciptaannya bersumber dari musik Gambang Semarang. Tari Warak Dugder merupakan salah satu tari yang ide penciptannya bersumber dari tradisi dudgeran. Sejak tahun 2006, tari Warak Dugder selalu ditampilkan pada pembukaan acara dugderan. Pada tahun 2007 tari tersebut juga dipentaskan dalam acara Semarang Pesona Asia. Sejak saat itu tari Warak Dugder sering ditampilkan tidak hanya pada saat Dugderan tetapi juga pada acara tertentu seperti hiburan, peresmian kantor, gala dinner, dan sebagainya.

Yoyok menuangkan imajinasinya terhadap warak ngendhog pada gerak yang ditimbulkan oleh warak ngendhog yang diarak bergerak naik turun ke samping kanan dan kiri ke dalam bentuk tarian yang diberi nama tari Warak Dugder. Tari Warak Dugder termasuk jenis tari kreasi yang bertemakan pergaulan. Ragam gerak pada tari Warak Dugder menggunakan gerak rampak yang dibawakan secara berkelompok dan berpasangan oleh penari laki-laki dan perempuan. Penari laki-laki membawa properti warak ngendhog dan manggar. Ide cerita pada tari Warak Dugder menggambarkan keceriaan masyarakat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan di Kota Semarang.

Tari Warak Dugder pertama kali muncul pada 17 Juli 1999 dibawakan oleh Tim Kodya Semarang pada Fetival Walisongo di Surabaya masih berupa komposisi tari. Pada bulan Agustus tahun 1999 komposisi tari Warak Dugder tersebut ditampilkan kembali di pelataran Hotel Patra Jasa Semarang. Tujuh tahun kemudian, tari Warak Dugder digarap kembali oleh Yoyok untuk ditampilkan pada acara Parade Tari Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah tahun 2006 dan direkam oleh GNP Music (PT. Gema Nada Pertiwi). Hasil rekaman tari tersebut beredar luas dalam bentuk VCD yang dijual di pasaran.


GERAK TARI WARAK DUGDER



(Gambar: https://www.kompasiana.com/diyonerlangga9498/61e9a3b74b660d746069dd32/akulturasi-saat-pandemi-dalam-pementasan-tari-manggar-warak)

Medium atau bahan baku tari berupa gerakan-gerakan tubuh yang sering digunakan dalam tingkah laku dan kreasi kita. Gerak yang ada pada tari Warak Dugder terdiri dari motif gerak yang bervariasi, dilihat dari aspek ruang, waktu, dan tenaga. Tari Warak Dugder memiliki ragam gerak yang dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu bagian I (pembuka), bagian II (inti), dan bagian III (penutup). Pada setiap bagian gerak memiliki maksud yang menggambarkan isi dari tarian, yaitu penghormatan, keceriaan masyarakat, dan ungkapan syukur. Pijakan gerak berasal dari tarian Jawa klasik yang sudah ada, diantaranya yaitu seblak, kebyok, jengkeng, lenggot, laku telu, dan pacak gulu, dan lain-lain, tetapi ada juga gerakan yang memang merupakan gerakan kreasi baru

 

PENARI WARAK DUGDER




(Gambar : dugderan-ini-dia-tari-warak-tanda-gembira-sambut-ramadan-di-kota-semarang_20160531_212958)

Pada sebuah karya tari, pemilihan penari sangat diperhatikan untuk menunjang penampilan karya tari tersebut. Tari Warak Dugder disajikan oleh penari putra dan putri, minimal empat penari putra dan empat enari putri. Empat penari putra membawa properti Warak Ngendhog. Apabila penari putra lebih dari empat, penari putra yang tidak membawa properti Warak Ngendhg, diganti membawa kembang manggar.

MUSIK WARAK DUGDER


Iringan yang digunakan dalam tari Warak Dugder adalah iringan eksternal yaitu iringan yang dimainkan oleh orang-orang yang bukan penarinya. Iringan tari Warak Dugder diiringi dengan gamelan Gambang Semarang yang dipadukan dengan suara rebana, bedug, dan jidur. Beberapa bagian di dalam iringan musik tari Warak Dugder diisi dengan syair-syair lagu Gambang Semarang.

 

TATA BUSANA


(Gambar : https://dotsemarang.blogspot.com/2020/06/igtv-tari-warak-dugder.html)

Kostum yang digunakan dalam tari Warak Dugder ini merupakan gabungan dari etnis Jawa dan Tionghoa. Penari laki-laki menggunakan iket, sorjan, celana ¾, jarik, epek timang, sampur, boro samir, kalung, dan gelang kaki. Sedangkan penari wanita menggunakan kebaya, jarik, slepe, sampur, sirkam, mahkota, sumpit, centhung, bunga, gelang, anting, dan kalung.

 

TATA RIAS TARI WARAK DUGDER

Tata rias yang digunakan dalam tari Warak Dugder, penari wanita menggunakan rias cantik panggung yang lebih tebal dari penari laki-laki. Tata rias rambut penari laki-laki ditutup dengan iket kepala, sedangkan rambut penari wanita diikat semua ke belakang, ditekuk kemudian ditutup dengan sanggul kreasi yang berbentuk bulat. Rambut yang sudah dipasang sanggul kemudian diberi hiasan mahkota, sirkam, sumpit, centhung, dan hiasan bunga yang berwarna-warni sesuai dengan kostum yang dipakai.

 

PROPERTI TARI WARAK DUGDER





 (Gambar : https://www.kompasiana.com/sutiono/5ebbe620d541df12f70407b2/tradisi-dugder-di-semarang-selama-ramadan)

Tari Warak Dugder menggunakan properti untuk mendukung sajian tari ini, yaitu maskot Warak Ngendhog yang tidak terdapat endhog atau telur di bawahnya, dan kembang manggar yang biasanya juga terdapat pada arak-arakan dugdheran.

 

DAFTAR PUSTAKA

Fitriasari Dyah Paramitha, Hares Kaeksi Maharani. “Perkembangan Kesenian Warak Dugder di Kota Semarang Melalui Apropriasi Budaya”. Jurnal Melayu Arts and Performance. Volume 02 No 1 Hal.138-147

 

LINK YOUTUBE TARI WARAK DUGDER:


https://www.youtube.com/watch?v=K1NXiAtgDhY

AKULTURASI BUDAYA TARI KOTA SEMARANG

#faktamenarik Kesenian Gambang Semarang merupakan hasil persebaran budaya Betawi yang berasal dari Jakarta yang dibawa oleh masyarakat bet...